Diruang kelas yang sepi, Idhal
hanya sendirian dikelas, dia memang selalu datang paling pagi setiap hari, dia
melakukan hal itu karena dia selalu merasa tidak betah bila berada dirumahnya
sendiri, disaat seperti ini biasanya dia hanya duduk dan bermain HP selayaknya
remaja biasa. Idhal tidak berasal dari kalangan orang kaya, karena itu dia
hanya memiliki HP yang biasa saja (namun berbasis Android). “hmmm” Idhal
bergumam, dia merasa bosan, karena dia sendirian di kelasnya, jam menunjukan
pukul 05.45 pagi (pantas aja sepi-__- pagi buta gitu-__-).
Idhal adalah seorang remaja cowok
yang bertubuh kurus kecil, tingginya hanya sekitar 168cm, dan beratnya hanya
43kg, namun jika dibandingkan dengan cewek-cewek disekolahnya, dia bisa
kelihatan tinggi, sekarang Idhal sudah kelas 3 SMA, dia bersekolah di sekolah
yang lumayan bagus, hanya kurang terawat mungkin.
Jam menunjukan pukul 06.30 pagi.
Seseorang memasuki pintu kelas, “ngeeeek” pintu berbunyi disaat Dyla memasuki
ruangan kelas, “oi dhal..!!” sapa Dyla, “oi juga….” Idhal menjawab sapa Dyla
dengan tidak bersemangat, “kenapa lu dhal? Ada masalah? Atau……lu mau BAB ye?”
“ett kampret, gua Cuma lagi bosen aja… eh btw hari ini ada PR ora? Gua mau
nyalin dong” “ada, PR B.Indonesia…yang disuruh jawab soal dari 1 sampe 10, nih
salin gih” “okeeeeh” Idhal senyum senyum homo…
Mereka adalah sahabat dari kelas
11, sebenarnya anggota persahabatan mereka ada 4 orang, 2 orang lagi adalah
Damar dan Edi. (mendingan saya jelasin sifat sifat dari mereka ber-empat).
1.
Faridhal Nugroho (Idhal) = Bersifat konyol, apa adanya, rada sotoy(kata temen-temennya), gampang berteman dengan orang
banyak.
2.
Adyla Fitriani (Dyla) = Cantik, suka bergaul dengan laki laki, pintar,
kadang kalo udah bete bisa jadi ngeselin abis..
3.
Al Rahmat Damar (Damar) = Meskipun namanya terdengar islami, namun sikapnya gak ada islam islamnya-__- orangnya tinggi (sekitar
175cm) badan sedikit bungkuk dan punya kumis aduhai
(pffffttt….)
4.
Edi Putra Fajar (Edi) = Berbadan gemuk, ganteng(kata dia sendiri), kadang
kalau bicara sesuatu selalu kejadian (FYI : Edi
bukan anak peramal)
“teeeeet” Bel masuk pelajaran pun
berbunyi, ruangan kelas masih belum penuh (maklum, dikelas XII IPA 4 ini banyak
banget yang suka ngaret, Damar juga termasuk…..). Pelajaran pertama adalah B.Indonesia,
untuk hari ini kita disuruh bikin cerpen untuk 2 minggu kedepan,
(skip…>>>) bel pulang pun berbunyi sekitar jam 14.00..
“Bro main dulu yuk” Idhal berkata
pada Damar dan Edi, “Ayo aja dah Dhal, abisan gua bete dirumah” Damar membalas
spontan, “gua juga ayo ayo aja” Edi menimpali, “Ajak Dyla gak neeh?” Idhal
bertanya kepada dua teman ‘seperbijiannya’ itu, “ya ajak lah, pea” Damar dan
Edi membalas serentak, “iya iya selow gausah ngegas ngapeh”…..”Dyl..!! sini
lu..!!” Idhal berteriak memanggil temannya yang badai itu, “ada apa Dhal?” “lu mau
ikut maen ora ama kita? Jalan jalan kemana kek gitu” “ayo daaah, nonton
kayaknya enak nih, mumpung belom kesorean” “okeeeeh” mereka pun berangkat
menuju sebuah mall yang memiliki bioskop didalamnya…
*Idhal terkenal suka nebeng sama
temennya, bukan karena gak bisa bawa motor, tapi karena motor dirumahnya Idhal
itu cuma satu, jadinya gantian sama Bokapnya. Bokapnya hanya seorang pegawai
swasta, jadinya gajinya tidak terlalu cukup untuk membeli satu motor lagi untuk
idhal.*
Ketiga teman Idhal masing masing
membawa motor, Dyla dengan motor spacy-nya, Damar dengan motor beat-nya, dan
Edi dengan motor “gede”-nya. Karena Dyla adalah seorang perempuan, jadinya
motor Dyla dibawa oleh Idhal.
Setelah sampai di mall tersebut,
mereka ber-empat langsung menuju ke bioskop yang terletak di lantai yang paling
atas, “eh boy, mau pada nonton apaan nih?” Tanya Dyla dengan muka badai-nya,
“terserah lu bae dah Dyl” Idhal langsung menimpali, Edi tiba tiba nyeletuk
“horror aja yuk???” “waaah boleeh tuuuh, yaudah gua pesenin tiketnya” kata Dyla
dengan semangat… Dyla emang pencinta film horror, terlebih lagi dia itu
termasuk orang yang bisa melihat makhluk-makhluk ghaib (liat setan gitu
maksudnyaaah) jadinya dia udah biasa sama hal begitu..
Selama Dyla membeli tiket
bioskop, Idhal, Damar dan Edi hanya duduk melihat lihat orang yang baru masuk
bioskop, “bro bro…liat tuh, ada cewek bening abis….” Damar ngomong dengan muka
mesumnya, *plak* kepala Damar digeplak oleh Edi, “pea lu bro, ngomongnya pelan
dikit lah, gaenak kalo diliatin sama orangnya…” (namanya juga laki-laki yaaaa….
-___-). Akhirnya Dyla pun kembali dari membeli tiket, “eh cowo-cowo homo, kita
dapetnya jam setengah 5 nih, sekarang baru jam setengah 4, mau ngapain dulu?”
“Gramed dulu aja yuk, siapa tau ada yang bisa dibeli” Idhal membalas dengan
cepat pertanyaan Dyla. “yaudah yuk” Dyla,Damar,dan Edi membalas serentak….
Di dalam Gramedia mereka sengaja
memisahkan diri, karena mereka semua memliki kesukaan yang berbeda terhadap
sebuah bacaan..
Ø
Idhal :
Suka komik komik kartun
Ø
Damar :
Suka baca majalah bola
Ø
Edi :
Suka membaca tentang psikologi
Ø
Dyla :
Suka baca novel cinta dan misteri
“Bzzzzt bzzzzt bzzzzt” ada sms
masuk dari HP Idhal, ternyata itu Ghaida, isi smsnya “hai dhaaal, lagi apaa??”
Idhal dengan cepat membalas sms dari orang yang special menurutnya itu… “lagi
jalan jalan nih Da, kamu sendiri lagi apa?”.. *Ghaida berwajah cantik, manis,
dan sudah lama disukai Idhal, namun sayangnya, mereka jarang sekali bertemu
satu sama lain, karena selain beda kelas, mereka juga beda angkatan, karena
Ghaida sekarang duduk di kelas 11, beda setahun dengan Idhal* “bzzzt bzzzt” ada
sms masuk lagi dari Ghaida, isinya “oooh jalan jalan kemanaa? Aku lagi duduk
aja nih, bosen mau ngapain” “biasa Da, nonton bareng sama sohib akuu, mendingan
kamu mikirin aku aja biar gak bosen ehehehe” “ah kamu bisa aja Dhall” tiba tiba
terdengar suara dari sahabat badainya “oi dhaaal, ayo buruan ke atas, udah jam
4.25 niiih, 5 menit lagi mulai film-nyaaa….!!!” “iya iyaaa”
Film horror itu pun dimulai,
semua memperhatikan film tersebut kecuali Idhal, Idhal sibuk memperhatikan
HP-nya, karena selama film berlangsung dia selalu sms-an dengan Ghaida. teman
teman Idhal kadang suka kesal kalau si Idhal sudah sms-an dengan Ghaida, karena
dia jadi tidak peduli dengan sekitarnya, tapi semakin lama akhirnya mereka jadi
terbiasa terhadap sikap Idhal.
Film horror itu pun selesai pada
pukul 18.30.. dan akhirnya mereka ber-empat pulang kerumah masing masing, dari
mereka ber-empat, yang paling tidak mengerti jalan cerita film horror tsb
adalah Idhal, karena dari awal sampai akhir dia terus sms-an dengan
gebetannya…Ghaida…. Setelah sampai rumah, Idhal pun langsung makan, mandi,
kemudian beranjak tidur, sesaat dia lihat HP-nya, ada satu sms masuk, “dari
Ghaida” Idhal bergumam pelan, isinya “Good night ya dhaaal, seneng deh sms-an
sama kamu” daaaaaaan…..Idhal pun gabisa tidur, dia senyum senyum sendiri selama
kurang lebih 3 jam di kamarnya, untung aja tidak ada orang yang melihat si
Idhal, kalau ada mungkin dia akan dikira orang gila yang seharusnya masuk RSJ,
Idhal tertidur pada pukul 03.00 pagi……..
*Sekilas tentang Melliana Ghaida
Putri (Ghaida), dia berasal dari kalangan orang yang cukup, cukup untuk membeli
barang barang seperti : iPad, iPhone, iPod, iMac, Mobil Lamborghini dll. (jadi
si Ghaida ini anak konglomerat sepertinya……) dia sekolah di sekolah yang sama
dengan Idhal, dia berada di kelas XI Ipa 2 yang berada tepat di atas kelas XII
Ipa 4(kelasnya Idhal). Tinggi tubuh Ghaida sekitar 164cm dan beratnya sekitar
49kg, rambutnya lurus sepinggul, bentuk tubuhnya lumayan baguslah untuk seorang
anak 15 tahun, namun si Ghaida ini sangat baik hati kepada semua orang,
plusssss….dia pandai bernyanyi, terlihat sebagai wanita idaman bagi semua
pria.*
Esok harinya………
Idhal bangun pagi pagi sekali,
sekitar jam 3.45 pagi, dia langsung mengecek HP-nya, ternyata……tidak ada sms….(sedih
abis). “mungkin belom bangun” gumamnya… Idhal langsung mengambil handuknya dan
bersiap untuk mandi..*Idhal memang sudah biasa mandi di pagi buta, meskipun
tubuhnya kurus kecil, namun dia bisa menahan udara yang sangat dingin sekali*
keluar dari kamar mandi dia pun langsung memakai seragam sekolahnya, dan
mengambil sepotong roti yang sudah tersedia di meja makan, tidak lupa juga dia
mengambil susu kalengan yang memang sudah menjadi favorit-nya, “maaah paah,
Idhal pamit yaaak” “iyaaaa…”, Idhal pun langsung berangkat sekolah pada
pukul 4.30. *karena rumahnya dekat
dengan sekolah, Idhal berangkat sekolah dengan jalan kaki*
Saat sampai di depan gerbang, dia
melihat seorang cewek yang baru turun dari mobil-nya….cewek itu adalah Ghaida,
dengan cepat Idhal pun langsung menghampirinya, “kok tumben dianter da?” “iyanih,
lagi males naik motor hehehe” “oooooh, yaudah bareng yuk masuknya da” “yuk dhal
hehehe”…suasana sempat hening untuk beberapa saat, karena Ghaida dan Idhal sama
sama tidak mengetahui apa yang harus mereka bicarakan, sampai di depan tangga…”aku
naik dulu ya kak Idhaal…” “iya Ghaidaaaaaaa”. Idhal pun menuju kelas, seperti
biasa…dia hanya sendirian di kelas ini, dia pun duduk di tempat duduknya dan
mulai memainkan HP-nya….
Hari-harinya terus berlanjut
seperti itu, malah terkadang si Idhal menjemput Ghaida untuk berangkat sekolah
bareng, mereka semakin dekat dan dekat, jadi lebih sering sms-an, bahkan udah
sering telponan, akhirnya pada suatu saat terbesit pikiran di hati Idhal “si
Ghaida kan udah lama deket sama gua, tapi kenapa gak gua tembak juga ya? Yaudah
deh besok pas pulang sekolah aja nembaknya” Idhal bergumam dalam hati.
Esoknya Idhal pun merencanakan
aksinya, dia pun menunggu Ghaida di bawah tangga, “tap tap tap” terdengar bunyi
langkah kaki menuruni tangga, lalu Idhal pun mulai mendekati orang yang
menuruni tangga tersebut, “ini buat kamu da”…hening, lalu terdengar jawaban “lu
kenapa broh?” *hening* “aeeeeeh lu ngapain disini Ediiiii!!!!!” “sori brooo,
gua pake kamar mandi yang diatas, soalnya kamar mandi yang dibawah aer-nya mati
ehehe” “untung bukan guru-___-“ “ahaha map yeee, yaudah gua balik duluan ye
dhaaal, good luck” “yooo”…
“tap tap tap tap” Ghaida turun
dari atas tangga, Idhal langsung mendatangi Ghaida dengan percaya diri, lalu
berkata “da, aku udah lama sayang sama kamu, mau gak….kamu jadi pacar aku??” *hening
beberapa saat* “emmm maaf kak, aku gabisa….” “o..h gitu………….” “gabisa nolak
maksudnya ehehehehe…” “ ah kamu da nakut nakutin ajaa..” “haha maaaf ya kaaaak,
kedepan bareng yuk” “ayuuk”
Hari hari Idhal pun semakin
berwarna, terlebih lagi Idhal sudah sering membawa motor, mereka semakin sering
jalan jalan dan nonton bioskop, namun pada suatu hari…… “uhuk uhuk…” “kamu
kenapa da?” “enggak gapapa dhal, Cuma batuk biasa” “oooh okedeeeh, pulang yuk
da” “iya”… sebenarnya Idhal melihat ada yang aneh dari sikap dan wajah Ghaida,
mukanya terlihat pucat dan tidak bersemangat, namun Idhal tidak mau memikirkan
hal yang aneh aneh, dia berfikir “mungkin lagi sakit biasa”..Idhal mengantar
Ghaida sampai kerumahnya dan berkata “banyak banyak istirahat ya sayaang” “iyaa”..Idhal
pun menarik gas motornya dan beranjak pulang.. setelah Idhal sudah hilang saat
melewati belokan, Ghaida menangis…
Hari esoknya Ghaida tidak masuk
sekolah, dia berkata kepada Idhal bahwa dia tidak enak badan, Ghaida berbohong,
sebenarnya dia terkena penyakit TBC parah, dan sudah divonis dokter bahwa
hidupnya tinggal empat bulan lagi, dia tidak tau apa yang harus dikatakannya
kepada Idhal, Ghaida takut melukai perasaan Idhal. Dia merasa dirinya tidak
berguna, yang bisa dia lakukan hanya menangis sambil menunggu hingga ajalnya
tiba. Idhal tidak tau apapun mengenai penyakit Ghaida, dia kira Ghaida hanya
kelelahan, sehingga tidak bisa masuk sekolah, karena setiap ditanya di sms,
Ghaida hanya menjawab “Cuma kecapean doang kokk, nanti juga sembuuh :)”…sebenarnya
Idhal menyadari bahwa ada kebohongan dibalik smsnya Ghaida, namun dia tidak mau
mempercayai pemikirannya tersebut.
Ghaida mulai sering tidak masuk
sekolah, kadang 2 kali seminggu, kadang 5 kali seminggu, kadang juga bisa
seminggu full dia tidak masuk sekolah, dan sekarang dia sudah 15 hari gamasuk
sekolah, bahkan kalau di-sms pun tak pernah dibalas, dan kalau di telpon tidak
pernah diangkat... Karena penasaran, pada saat pulang sekolah, Idhal mengajak
ketiga sahabatnya menuju kerumah Ghaida, mereka langsung memacu motor-nya
menuju kerumah Ghaida, ternyata rumahnya…kosong, hanya ada satpam yang biasa
menjaga rumah Ghaida, tanpa basa basi Idhal langsung bertanya pada satpam
tersebut “permisi pak, saya mencari Ghaida, apakah dia ada dirumah?” “adik ini
namanya Idhal ya?” “kok tau pak?” “ini ada surat buat Idhal, dari neng Ghaida”..
Idhal pun membaca surat itu dengan serius..
Damar, Edi dan Dyla mulai
berkeringat, karena mereka mengetahui apa yang terjadi pada Ghaida, karena pada
2 bulan yang lalu, disaat Idhal sudah pulang duluan, Ghaida menghampiri ketiga
teman Idhal, dan mengatakan bahwa dia terkena penyakit TBC parah, dan meminta
ketiga temannya itu untuk tutup mulut selama Ghaida sakit, mereka pun menuruti
permintaan Ghaida..
“Idhal sayaaang, maaf ya kalo aku udah jarang sms kamu, aku
juga udah jarang telponan sama kamu. Aku ngelakuin ini supaya kamu bisa marah
sama aku dan ngelupain aku..aku gak tau harus bilang apa ke kamu Dhal,
sebenernya aku terkena penyakit TBC parah, yang sulit banget buat disembuhin,
dokter bilang umur aku tinggal 3 bulan lagi ( surat
ini dibuat tanggal 1 Agustus, sekarang
tanggal 13 November ). Sebenernya aku itu jarang masuk karena sibuk berobat ke
sana sini. Maaf ya kalo aku gak bilang apa apa ke kamu, tapi aku bilang ke
sahabat kamu tentang penyakit aku, aku takut kalo kamu gak bisa nerima keadaan
aku Dhal, tapi aku disini selalu berdoa untuk kesehatan dan kebahagiaan kamu
Dhal…
I
LOVE YOU SO MUCH FARIDHAL NUGROHO”
Tanpa sadar airmata sudah
mengalir di pipi Idhal, mukanya merah karena kesal, tangannya gemetar dan hampir
membuat surat itu sobek, dengan nada membentak dia berkata “JADI LU SEMUA UDAH TAU TENTANG HAL INI? DAN LU PADA GAK MAU NGASIH TAU
GUA YANG SEBENARNYA? GUA GAK NYANGKA ORANG ORANG KAYA LU BISA JADI SAHABAT GUA,
ANJING LU SEMUA, BANGSAAAAT!!!” Idhal pun pergi meninggalkan ketiga
temannya yang terdiam membatu, dia langsung menyalakan mesin motornya dan
langsung melaju ke arah yang tidak jelas, dia mengebut dan tidak peduli dengan
orang orang disekitarnya, dia sempat di-umpat oleh orang orang dijalanan karena
menyetir dengan seenaknya. Saat ini kecepatan motornya mencapai 90km/jam, dia
sudah tidak peduli lagi dengan dirinya. Sampai pada sebuah tikungan tajam,
Idhal tidak sempat mengerem motornya, sehingga dia lepas kendali dan *BRAAAKKK*
motornya habis dihantam truk pick-up, Idhal mental sejauh 15 meter dari tempat
tabrakan, disana Idhal hanya diam……tak bergerak…….sama sekali……..
Warga sekitar
yang melihat kejadian tersebut langsung membawa Idhal ke RS terdekat. Keaadan Idhal
sangat memprihatinkan, darah berceceran kemana mana, tulang kakinya yang
sebelah kanan patah, dan kondisi motornya sudah tidak bisa diungkapkan dengan
kata kata. Setelah sampai di RS, Idhal pun langsung diberikan perawatan.
Idhal terbangun
dan melihat orang tua serta ketiga sahabatnya yang ada disekitar kasur rumah
sakit yang ia tiduri, “kok….gua.masih.hidup?” “Alhamdulillah dhal, untung Cuma kaki-lu
yang parah lukanya, harusnya lu bersyukur” kata Edi menasihati. “tau lu dhal”
kata Damar yang cuma jadi pengikut. Orang tua dan Dyla hanya menangis dan tidak
mampu berbicara apapun, mereka senang bahwa Idhal sudah sadar. “maaf ya buk,
pak, dan sohib sohib gue” “iya dhal”……………
…..Setelah merasa
cukup sehat, dokter pun membolehkan Idhal untuk pulang, namun karena tidak bisa
berjalan dengan sempurna, tubuh Idhal harus dibantu dengan tongkat agar kakinya
dapat berjalan lagi…..Hati Idhal masih ada yang mengganjal, yaitu tentang
meninggalnya Ghaida yang bahkan tidak diketahuinya, dia sempat membenci dirinya
karena tidak tau akan hal tersebut. Tapi lama lama dia berfikir, “apalah
gunanya bersedih pada masa lalu, apa yang penting adalah hari ini dan besok,
tidak perlu menangisi apa yang sudah terjadi”.. dia selalu berkata itu setiap
dia merasa sedih.
Hari terus barganti
dan Idhal pun sudah bersikap seperti biasa lagi, dia jadi lebih sering bermain
dengan sahabat sahabatnya, kaki-nya pun sudah kembali seperti semula, hanya ada
bekas goresan goresan kecil yang mulai memudar, sama seperti kenangannya
bersama Ghaida, sudah mulai pudar.
Namun pada
suatu hari, saat Idhal sedang membeli minum di kantin….. “eh mas Idhal”
<<<mba-mba kantin… “eh iya ada apa mbak?” “gini, tadi ada anak perempuan
nyariin mas Idhal” “ooh siapa namanyaa?” “waduh aku lupa mas, gak sempet
nanyain namanya hehehe” “hahha yaudah gapapa mba”…..sempat terbesit di pikiran
Idhal, siapa sebenarnya perempuan yang nyariin dia, “ah mungkin fans biasa
hahaha” kata dirinya menghibur. Dia pun duduk di tempat duduk di pojok kantin,
tempat yang dulu menjadi favorit Idhal dan Ghaida, dan terbayang suasana dimana
mereka masih sering bersama, saling mengerti satu sama lain, saling percaya,
saling menyayangi… “ah elah” Idhal langsung menyingkirkan pikirannya tersebut.
Sekitar lima
menit, Idhal hanya duduk diam sambil menyeruput es tehnya yang sudah dipesan
sejak tadi, tak lupa juga dia memainkan HP-nya, karena hanya HP-nya lah
temannya saat dia sendirian, Idhal merasa ada seseorang datang menuju ke tempatnya
duduk, tapi dia tidak mau memperhatikan orang tersebut, orang itu pun duduk
disebelah Idhal, dan mulai menyenggol nyenggol badan Idhal dengan badannya, dan
dia juga coba menggelitik Idhal, namun orang tersebut tetap tidak diperhatikan,
lalu orang tersebut pun berbicara “jahat banget sih, aku tuh bela belain kesini
cuma buat ketemu kamu Dhal”….”eh suara itu….” Idhal menyadari sesuatu, lalu… “HAAAAIIIIII….!!!”
Ghaida langsung memeluk Idhal yang masih bingung… “lo….loo setan ya?” “ih enak
aja, ini beneran aku koook” “kok bisa da?” “jadi gini dhal, waktu kamu kerumah
aku, sebenernya aku lagi berobat di Singapur, soalnya ada yang bilang kalo
orang sana ada yang bisa sembuhin penyakit aku, gitu….” “tapi kok satpam kamu
gak bilang apa apa sama aku?” “dia suka ketinggalan informasi gitu dhaaal,
orangnya rada lemot juga soalnya hahaha” “oh gitu-___- haa haa haa….” “ih
ketawanya maksa” “bodo :p” “dih jahat” “biarin weeeek :p”
Sejak saat itu
mereka pun mesra lagi seperti sebelumnya, bahkan lebih mesra dari sebelumnya,
mereka berharap mudah mudahan semua masalah yang bereka hadapi dapat
terselesaikan dengan mudah, aamiin…
Cinta adalah hal yang rumit bagi sebagian orang, namun jika
menuruti apa kata hati anda, maka orang yang tepat akan menjadi pendamping anda
sehidup semati. Jangan pernah menyerah pada masalah hidup, karena tidak ada
masalah yang tidak dapat diselesaikan, intinya harus saling percaya dan saling
memberikan yang terbaik satu sama lainnya, sehingga masalah akan
terselesaikan dengan mudah……….
Just a Simple Story is not as
simple as I tought..